freebitcoin

Monday, July 25, 2016

Mengenal Lebih Dalam 7-Waste atau 7 Sumber Pengeluaran Berlebih pada Dunia Industri

Artikel kali ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang membahas tentang Lean Manufacturing. Untuk mempermudah atau menyingkat penulisan kata 'pengeluaran berlebih' saya akan tuliskan sebagai 'waste' pada artikel ini dan artikel selanjutnya. Kata waste akan sering saya tulis termasuk arti dan contohnya, agar kita menjadi lebih mengenal apa sebenarnya waste itu.

Pengeluaran berlebih atau pemborosan ini sebetulnya tidak hanya kita temukan pada dunia industri saja tetapi secara luas bisa juga kita jumpai disemua bidang kehidupan. Tanpa mengenal dan mengetahui tentang sumber penyebab waste ini seorang pemimpin di suatu perusahaan tidak akan bisa mengambil kebijaksanaan atau keputusan yang tepat untuk menekan biaya produksi (production cost).


Sebetulnya apa waste itu dalam dunia industri/manufacturing?
Secara sederhana bisa dikatakan bahwa waktu, material, tenaga yang dikeluarkan secara berlebih tetapi tidak memberikan nilai tambah yang setara itulah yang disebut waste. Akibat dari adanya waste akan mengakibatkan biaya produksi (production cost) membengkak. Baik customer ataupun pengusaha tidak akan senang mengeluarkan biaya berlebih diluar apa yang akan didapatkannya bukan?
Waste: "Anything other than the absolute minimum resources of materials, machines, and manpower required to add value to the product." (Hay 1988)
Seorang pemilik pabrik tidak akan suka menggaji seorang karyawan tetapi karyawan tersebut lebih banyak beristirahat daripada bekerja, mengeluarkan biaya besar untuk iklan tetapi tidak tepat sasaran, atau membayar sales marketing tetapi tidak bisa mencapai target penjualan. Semua waste tersebut akan menjadi tambahan biaya produksi (production cost). Saat kita berada pada posisi sebagai customer atau pembeli, kita tidak akan mau bila membayar barang mahal tetapi apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan bukan?

Mengapa waste harus dihilangkan?
Waste secara langsung akan menambah biaya produksi, semakin besar biaya produksi semakin kecil pula keuntungan yang akan didapatkan. Dalam mematok sebuah harga tidak bisa seenaknya tetapi juga harus melihat harga dari pesaing (harga ditentukan oleh pasar), kalau harga terlalu tinggi customer akan lari ke produk milik pesaing dan satu-satunya cara untuk meningkatkan keuntungan tanpa menaikkan harga barang adalah dengan menghilangkan waste.

Dari sudut pandang seorang customer pasti menginginkan barang yang dibelinya memiliki kualitas bagus, harga bagus/murah, dan tersedia sesuai waktu yang ditentukan, itu semua tidak akan bisa dipenuhi bila kita tidak menghilangkan sumber waste yang ada pada aktivitas produksi.


Pemahaman tujuh sumber pemborosan (7 waste) beserta penyebabnya :
  1. Transportasi : adalah kegiatan memindahkan barang dari satu lokasi ke lokasi yang lain, aktivitas ini merupakan waste karena tidak menambah nilai barang tersebut. Contoh kasus memindah lemari kayu dari Sidoarjo ke Surabaya, aktivitas memindah tersebut tidak akan menaikkan nilai lemari kayu tersebut, baik waktu di Sidoarjo maupun di Surabaya nilai lemari tersebut tidak menjadi naik. Bayangkan untuk aktivitas memindah ini yang tidak bisa menambah nilai suatu produk seorang pengusaha harus membayar seorang pegawai, menyediakan truck, pickup...dsb. 
    Contoh penyebab:
    • Tempat penyimpanan atau gudang yang jumlahnya lebih dari satu dengan jarak yang berjauhan.
    • Kesalahan layout pabrik.
    • Posisi atau area pabrik yang jaraknya jauh dari area perdagangan/customer.
    • Overproduksi.

  2. Inventory : segala sesuatu baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi, maupun produk jadi, yang disimpan (persediaan) disebut inventory. Selama belum terjual maka biaya yang dikeluarkan menjadi beban perusahaan, kita tahu untuk menghandle inventory diperlukan area penyimpanan (gudang), memerlukan sumber daya manusia untuk menghandle barang tersebut, ada kegiatan memindah yang rawan mengakibatkan kerusakan barang, itu semua akan menjadi beban pengeluaran yang harus ditanggung pengusaha.
    Contoh penyebab:
    • Barang rusak.
    • Kesalahan penjadwalan (schedule).
    • Keterlambatan pengiriman.
    • Kurangnya skill dari sumber daya manusia ada.
    • Kapasitas mesin.

  3. Motion : walaupun artinya hampir mirip dengan transportasi yaitu bergerak tetapi motion disini lebih ke gerakan dari titik awal kerja ke titik akhir tujuan atau hasil (point to point), sementara untuk transportasi merupakan perpindahan atau gerakan dari satu lokasi ke lokasi lain. Motion adalah aktivitas atau gerakan tidak perlu (melebihi kebutuhan) baik yang dilakukan oleh manusia ataupun oleh mesin. Segala aktivitas yang tidak perlu ini bisa mengakibatkan membengkaknya biaya yang dibutuhkan dan juga mengakibatkan stress yang berlebih baik itu pada mesin atau pada manusia. Contoh sederhana: mengambil buku di atas meja dan di lantai. Walaupun tujuan akhir adalah mengambil buku tetapi mengambil buku di lantai akan menambahkan aktivitas membungkuk untuk meraih buku yang ada di lantai.
    Contoh penyebab:
    • Kesalahan instruksi, baik itu kesalahan perintah ataupun kesalahan pengerjaan.
    • Kurangnya skill dari sumber daya manusia yang ada.

  4. Waiting : waktu untuk menunggu atau delay, ini juga merupakan salah satu sumber pemborosan. Waktu tunggu ini bisa menyebabkan terganggunya keseluruhan proses manufacturing. Keterlambatan kedatangan bahan baku, keterlambatan pengurusan dokumen, keterlambatan mendapatkan informasi... dsb, itu semua merupakan contoh-contoh delay yang akibatnya bisa mempengaruhi jadwal yang sudah ditentukan dan secara langsung bisa merusak rencana atau planing yang sudah dibuat.
    Contoh penyebab:
    • Kurangnya koordinasi.
    • Proses kontrol yang kurang bagus.
    • Proses cycle mesin yang panjang/lama.
    • Proses quality control yang kurang bagus.

  5. Over Production : bisa diterjemahkan sebagai kelebihan produksi, maksud kelebihan disini adalah disebabkan oleh produksi yang melebihi total target produksi yang direncanakan atau produksi yang waktu pengadaannya terlalu cepat. Akibat dari kelebihan produksi ini secara langsung berpengaruh pada inventory dan mengakibatkan penumpukan di gudang.
    Contoh penyebab:
    • Produksi dalam jumlah besar.
    • Waktu produksi yang panjang.
    • Data atau informasi yang tidak akurat.
    • Proses yang tidak bisa diandalkan.
    • Jadwal yang tidak pasti.
    • Kontrol yang kurang bagus.

  6. Over Processing : diartikan sebagai kelebihan proses, maksudnya adalah suatu produksi dimana proses yang dikerjakan terlalu panjang melebihi proses yang seharusnya untuk menghasilkan suatu produk, atau bahasa awamnya melakukan sesuatu yang tidak berguna atau tidak perlu dilakukan. Akibat dari over processing ini yang pasti adalah membuang waktu dan biaya.
    Contoh penyebab:
    • Tidak adanya standarisasi.
    • Kontrol yang kurang.
    • Toleransi kerja yang kurang ketat.

  7. Defect : produk yang kualitas dan bentuknya tidak sesuai dengan standart yang diinginkan, atau bahasa awamnya barang rusak. Dampak dari defect ini sangat luas, mulai dari komplain customer, produksi ulang, penjadwalan kerja ulang, pengeluaran tambahan...dll, setiap barang yang rusak ini pasti memerlukan penggantian atau perlu diproduksi ulang. Dampak terburuk dari defect ini adalah hilangnya kepercayaan customer akan merek produk yang bersangkutan dan hilangnya customer.
    Contoh penyebab:
    • Kurangnya quality control.
    • Jeleknya penanganan barang.
    • Waktu tunggu yang lama.
Kesalahan pengambil keputusan biasanya adalah dalam melihat dan menilai penyebab sumber pemborosan yang ada. Terkadang orang hanya melihat sumber pemborosan dari yang terlihat secara jelas saja contohnya hanya melihat dari barang rusak yang dikembalikan oleh customer, atau barang rusak yang ada di gudang sehingga dibuatlah keputusan hanya pada handling untuk mengurangi produk defect yang ada. Tetapi penyebab pemborosan yang tidak nampak yang mengakibatkan efek domino kurang begitu diperhatikan, sumber waste yang tidak nampak ini tidak terdeteksi akibat kurangnya kontrol di lapangan sehingga data atau informasi yang ada kurang akurat.

No comments:

Post a Comment