Ada kesempatan lowong akhirnya bisa bikin artikel dan update blog... Kalau sebelumnya tulisan saya lebih berkaitan dengan dunia IT maka kali ini saya akan membuat tulisan yang berhubungan dengan dunia industri atau manufacturing, dan saya akan menuliskan kedalam artikel bersambung. Pada artikel atau tulisan blog kali ini saya akan membahas tentang "Lean Manufacturing".
Pengertian Lean Manufacturing
Lean Manufacturing bisa disederhanakan menjadi kata 'Lean' dalam bahasa Indonesia mempunyai arti 'kurus', sementara bila dihubungkan dengan dunia bisnis atau industri 'Lean Manufacturing' mempunyai maksud "suatu metode, usaha, atau sistim yang dibuat atau dilaksanakan dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalisir pengeluaran berlebih atau pemborosan yang muncul".
Lean Manufacturing bisa disederhanakan menjadi kata 'Lean' dalam bahasa Indonesia mempunyai arti 'kurus', sementara bila dihubungkan dengan dunia bisnis atau industri 'Lean Manufacturing' mempunyai maksud "suatu metode, usaha, atau sistim yang dibuat atau dilaksanakan dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalisir pengeluaran berlebih atau pemborosan yang muncul".
Lean Manufacturing dijalankan dan disempurnakan oleh Taiichi Ohno yang merupakan salah seorang pimpinan di pabrik Toyota Jepang dengan menggunakan strategi JIT (Just in Time). Kita ketahui bersama bahwa tujuan utama dari suatu bisnis atau industri adalah untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran seminimal mungkin.
"Why not make the work easier and more intersting so that people do not have to sweat? The Toyota style is not to create results by working hard. It is a system that says there is no limit to people's creativity. People don't go to Toyota to 'work' they go there to 'think'. " ~ Taichii Ohno ~ (1912-1990)Pengeluaran lebih atau pemborosan ini dalam bahasa inggris disebut 'Waste' dan dalam bahasa jepang disebut 無駄 (= Muda), disusun dari karakter '無' (Mu) yang berarti 'kosong' dan 駄 (Da) yang berarti 'beban' dimana gabungan keduanya mempunyai arti : tidak berguna, sia-sia. Bagi pelaku industri atau bisnis pengeluaran atau modal diharapkan menjadi keuntungan yang berlipat. Penggunaan bahan, komponen, tenaga, dan waktu yang berlebih dalam menghasilkan suatu produk atau jasa itulah yang disebut waste (=pemborosan), dimana akibatnya adalah membengkaknya biaya produksi (production cost). Sumber atau penyebab terjadinya waste/muda di setiap tempat tidaklah sama, tapi secara garis besar bisa dikelompokan menjadi tujuh pemborosan (= 7 waste) plus satu.
"Waste is anything other than the minimum amount of equipment, materials, parts, and working time, which is absolutely to essensial to add value to the product or service" ~Taichi Ohno~Ketujuh sumber pengeluaran lebih atau waste tersebut adalah:
- Transport (= memindahkan )
- Inventory (= persediaan)
- Motion (= menggeser)
- Waiting and Delay (= waktu tunggu)
- Over production (= kelebihan produksi)
- Over processing (= kelebihan proses)
- Defect (= kerusakan)
Ketujuh sumber pengeluaran lebih/waste tersebut diatas bisa disingkat menjadi 'TIM WOOOD'. Sementara Jeffrey K. Liker dalam bukunya yang berjudul 'The Toyota Way' menuliskan bahwa karyawan yang tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin (under-utilization) menjadi sumber pemborosan ke-delapan.
....
Demikianlah sekilas tentang pengenalan Lean Manufacturing, pada artikel selanjutnya saya akan membahas lebih jauh tentang JIT (Just in Time), dan 7-Waste. :)
No comments:
Post a Comment