freebitcoin

Sunday, September 4, 2016

Mengenal apa itu Just in Time & Just in Case

Dalam managemen inventory terdapat dua sistim atau strategi yang digunakan, yaitu: Just in Time (JIT) dan Just in Case (JIC). Dimana keduanya mempunyai sifat yang saling bertolak belakang. Bila Just in Time bertujuan untuk seminimal mungkin melakukan penyimpanan barang, maka Just in Case kebalikannya. Kedua cara sistim magemen inventory tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada blog kali ini, saya akan mencoba menjabarkan kedua sistim managemen inventory tersebut sesuai dengan apa yang saya pelajari dan juga berdasarkan pengalaman yang ada.

Just in Time (JIT)

Pada sistim "Just in time" pemesanan barang (bahan baku/barang jadi) ke suplier berdasarkan jumlah yang diminta oleh customer. Barang dari suplier yang datang secepatnya diproses lebih lanjut menjadi barang jadi yang siap kirim untuk memenuhi kebutuhan customer. Bila sistim ini berjalan baik jumlah barang yang disimpan digudang akan sedikit, bahkan bisa tidak terdapat simpanan barang sama sekali di gudang. 

Syarat sistim "Just in Time" bisa berjalan dengan baik:
  1. Data yang ada harus lengkap dan akurat, data disini berupa: Jadwal permintaan penyediaan barang dari customer, kapasitas produksi, kondisi mesin, waktu penyediaan barang dari suplier. kesemua data tersebut nantinya dibutuhkan untuk forecasting (perencanaan dan perhitungan kedepan).
  2. Komunikasi dan koordinasi yang benar-benar baik dan tepat dengan suplier, agar barang yang kita butuhkan, oleh suplier bisa disediakan dan diantarkan tepat sesuai jadwal yang kita minta (sesuai kesepakatan).